Instagram -->

Minggu, 07 Juli 2013

Diamnya seorang ayah

Dulu, tiap kali Papa marah soal main malem dan lain-lain, aku selalu aja marah balik. Karena Papa sendiri gak pernah bilang kenapa larangan itu ada. Seandainya dibuat aturan dan dibukukan, mungkin terlalu banyak kekhawatiran Papa padaku. Sampai suatu hari, sebuah kejadian besar mengubah semau persepsiku tentang apa yang Papa rasakan selama ini.
Sayangnya kejadian itu bukan disini aku bisa membukanya pada dunia :))
Akhirnya semua pertanyaanku tentang kekhawatiran ayahku terjawab sudah. Aku tau ayahku bukan orang yang mudah mengungkapkan perasaan pada keluarganya, apa yang ia rasa, hanya ia yang tahu dan Tuhan.
Ayahku bukan orang yang sempurna dalam menyanyangi, tapi dia berusaha menafkahi kami dengan begitu baiknya.
Ayahku bukan tipe ayah yang bisa berkumpul bersama keluarganya, tapi disela seluruh kesibukannya, pesan kecil selalu ia kirimkan pada kami keluarganya.
Ayahku, jauh dari sempurna dan idealnya seorang ayah di mata orang lain, tapi bagiku, dialah yang terbaik yang aku punya. Dia yang mendidik ku tentang waktu, dia yang mengkhawatirkan aku lebih dari semua pacar yang pernah aku punya. Dia yang menjaga ku tetap bahagia.
Semua larangan itu masuk akal bagiku sekarang, karena dia inginkan yang terbaik untukku. Mungkin, baginya dunia ini terlalu kejam untuk gadis-gadisnya yang belum tahu banyak tentang dunia luar. Ia hanya ingin menjaga, tak lebih dan kurang. Ia ingin menyampaikan sayangnya, namun tak tahu cara yang tepat dan tak tahu bagaimana.
Aku tahu, Suatu saat nanti ia akan bilang sayang padaku.
Before you say it, Dad. I love you, more than thousand words i say :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar